Terobosan Baru 5 Mahasiswa UNESA, Hadirkan Teknologi Kandang Ayam Untuk Mengontrol dan Memonitoring Ayam
Ayam merupakan komoditas hasil peternakan yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Selain itu, ayam merupakan hasil peternakan yang berpotensi tinggi untuk diperjualbelikan. Bagaimana tidak, ayam menjadi bahan pangan yang digemari dan paling dibutuhkan oleh setiap orang. Hal ini dibutikan dengan banyaknya usaha, seperti restoran hingga warung makan yang menyajikan santapan menu dengan bahan utama ayam. Tidak heran, saat ini bisnis ternak ayam di Indonesia kian menjamur. Namun dengan demikian, tata cara perawatan selama beternak juga perlu dikembangkan agar dapat meningkatkan mutu ternak.
Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia tahun 2019, menunjukkan bahwa jumlah populasi ayam pedaging di seluruh provinsi Indonesia mencapai angka 3.149.382.220 dengan populasi terbanyak berturut-turut terdapat di Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Tingginya populasi ternak dapat mengidentifikasi bahwa jumlah peternak di Indonesia cukup tinggi.
Proses perawatan ayam pada umumnya meliputi pemberian pakan dan suplemen tambahan, pengaturan suhu kandang, hingga pemantauan secara berkala terhadap pertumbuhan dan perkembangan ayam. Ayam mulai diternak sejak kecil hingga usia ayam 2,5 – 3 bulan tetapi apabila berat ayam per ekor sudah mencapai target, ayam akan dipanen. Mayoritas peternakan ayam di Indonesia, baik ayam pedaging maupun petelur masih menggunakan metode (manual/konvensional) dalam proses perawatan ayam. Tentunya hal ini tidak efisien dari segi waktu, tenaga, dan biaya. Sebagai contoh, apabila letak kandang ayam dan rumah pemilik yang jauh mengakibatkan pemiliki harus pulang pergi dari rumah ke kandang untuk melakukan perawatan terhadap ayamnya, pemberian pakan yang masih didistribusikan secara manual oleh pegawai dengan membawa ember berisi pakan yang akan dibagi disetiap piringan pakan sehigga pegawai harus berkeliling kandang.
Hal tersebut mendapat perhatian oleh Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya untuk membuat inovasi yaitu Alat Monitoring dan Controlling Kandang Ayam Berbasis IoT untuk Peternak Ayam. Inovasi teknologi tersebut digagas oleh Febi Indriana Fitriasari, Fedryan Adhi Pradana, Olivian Yundia Pratama, Hafizh Muhammad Alwidyansyah, Ludowikus Dumatus Juon Junior dengan Dosen Pembimbing Rifqi Firmansyah S.T, M.T.

Alat ini dapat digunakan untuk memberi pakan dan mengatur suhu secara otomatis yang dapat dikontrol dan dimonitoring dari jarak jauh menggunakan sistem IoT (Internet Of Things). Alat ini dilengkapi dengan tangki pakan ayam yang dibuat menggunakan bahan polyethylene, dimana di dalam corong tersebut terdapat sensor ultrasonik yang bertugas untuk mengontrol kuantitas pakan ayam yang ada dan servo yang bertugas untuk membuka dan menutup pakan ayam. Mikrokontroler yang digunakan bertugas untuk memproses seluruh kontrol yang akan diterapkan, yaitu kontrol servo. Selain itu terdapat pula, kontrol untuk menyalakan lampu yang digunakan menghangatkan kandang ayam sesuai suhu yang diinginkan, misalnya suhu setpoint 30°C, apabila suhu dibawah setpoint maka lampu akan menyala, sedangkan apabila suhu diatas setpoint lampu akan mati dan akan menyalakan blower. Sensor suhu yang digunakan adalah SHT11 (Sensor Humadity and Temperature).
Pada koneksi internet digunakan modul ESP8266 yang akan dihubungkan dengan Mifi untuk dapat memonitoring melalui smartphone. Adanya teknologi Monitoring dan Controlling Kandang Ayam Berbasis IoT untuk Peternak Ayam ini memiliki beberapa keunggulan diantaranya dilengkapi dengan fitur yang bisa memonitoring dan mengontrol kandang ayam dari jarak jauh, tidak membutuhkan banyak pekerja karena alat ini sudah menerapkan sistem otomatis yang bisa dikontrol dari jarak jauh dengan Internet Of Things serta dapat meningkatkan produktivitas mitra.